9 Cara Mengatasi Anak Bertengkar - lomenulis
News Update
Loading...

Thursday, August 27, 2020

9 Cara Mengatasi Anak Bertengkar

Rasanya memang bikin stress ketika melihat anak-anak bertengkar. Satu menit mereka tampak baikan satu sama lain, nggak lama kemudian mereka berantem lagi karena alasan yang remeh.

Pertengkaran antara kakak dan adik sebenarnya tak selalu buruk. Berdasarkan  penelitian, perkelahian sesama saudara yang ditangani dengan baik oleh orangtuanya akan membuat anak tersebut memiliki kemampuan sosial, kognitif, dan interpersonal yang lebih baik.

Mulai dari cara bernegosiasi untuk menyelesaikan masalah, memahami sudut pandang orang lain, sampai menghargai hak serta perasaan orang. Namun orangtua juga tetap perlu mengarahkan dan memberikan batasan yang jelas. Bagaimana caranya? Untuk itu kita bahas dulu beberapa penyebab perkelahian.

Apa saja penyebab anak berkelahi?

sumber pixabay.com


Ada banyak hal yang dapat memicu anak untuk berkelahi. Berikut beberapa contohnya:

Perlakuan tidak adil atau berebut sesuatu

Perkelahian seringkali dimulai ketika anak mulai merasa diperlakukan tidak adil atau memperebutkan hak milik terhadap sesuatu, contohnya mainan dan sebagainya.

Perbedaan sudut pandang

Bisa juga terjadi karena sudut pandang yang berbeda. Misalnya, kakak senang menjahili adiknya untuk melihat ekpresi lucu adik, tapi adik tidak suka cara bercanda kakaknya. Semakin dekat jarak usia anak, maka akan semakin sering pula mereka bertengkar.

Masalah temperamen

Masalah temperamen dapat juga memicu perkelahian antarsaudara kandung. Beberapa anak yang lebih gampang marah dibanding anak yang lain memang ada. Contohnya, saat anak melihat saudaranya lebih dimanja, ini bisa membuatnya cemburu, tersinggung, dan merasa emosi.

Faktor lingkungan

Anak-anak belajar dengan cara meniru apa yang mereka lihat. Ini alas an mengapa faktor lingkungan tak dapat diabaikan sebagai salah satu penyebab anak suka berkelahi.

Faktor lingkungan dapat berupa menyaksikan orangtua atau orang lain yang sedang bertengkar, banyak menonton kekerasan di tv atau game, atau karena anak merasa selalu mendapatkan keinginannya melalui pertengkaran.

9 cara tepat untuk mengatasi anak bertengkar

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk melerai anak yang sering berkelahi:

Bantu anak untuk menyelesaikan masalah

Walau masih anak-anak, bukan berarti mereka tak adapat mengetahui mana yang benar dan salah. Anak-anak sebenarnya tahu bahwa bertengkar itu perbuatan yang tidak baik. Kita bisa menjelasakan pada anak bahwa ada langkah penyelesaian masalah selain beradu mulut, menangis, atau memukul. Cobalah ajak anak untuk berdiskusi mengenai jalan keluar yang terbaik. Lalu amati mereka bagaimana menerapkan solusi tersebut.

Berikan pujian dan motivasi

Pujian dapat menjadi cara yang tepat untuk membangun perilaku positif pada anak. Saat anak berkelahi, coba untuk tak mengindahkan seolah kita tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

Kemudian saat anak mulai bersikap baik dan manis, berikan perhatian atau pujian pada anak. Dengan cara ini, anak akan tahu bahwa perilaku yang baik lebih disukai oleh orangtuanya.

Jadi teladan untuk anak

Anak-anak adalah seorang peniru ulung. Mereka cenderung mencontoh perilaku dan kebiasaan orang-orang dewasa yang berada di sekitarnya.

Apabila anak sering melihat orangtuanya bertengkar, maka ia pun akan mengimitasi perilaku ini juga. Karena itu, sebisa mungkin kita harus bisa memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan sampai marah atau membentak pasangan di depan anak. Tetaplah tenang saat kita menghadapi tekanan dan harus mengendalikan diri karena ini dapat menjadi acuan untuk mereka.

Jangan memarahi anak

Memarahi anak yang sedang berselisih hanya akan mencegah mereka dari rasa kapok. Kalau kita ikut berteriak atau mengeluarkan kata-kata yang keras, justru akan membuat anak jadi semakin emosi dan tidak berusaha untuk mengubah perilakunya.

Jangan berikan perhatian saat anak berkelahi

Seringkali anak emang sengaja berkelahi agar menjadi pusat perhatian. Mungkin menurut anak, lebih baik dimarahi karena serin bertengkar daripada tidak mendapat perhatian sama sekali.

Jika menurut kita alasan tersebut menjadi dalang di balik anak yang adu mulut dengan saudaranya, cobalah untuk tak terlibat atau tidak reaktif. Semakin kita membiarkan anak, mereka akan semakin jadi tidak berminat lagi untuk melakukannya.

Tapi jika masing-masing anak mulai melakukan kekerasan fisik, saatnya bagi kita untuk masuk dan memberikan batasan. 

Buat ‘ruang khusus bertengkar’

Kita bisa membuat ‘ruang khusus bertengkar’ di rumah. Saat kakak dan adik mulai bertengkar, alihkan mereka ke ruangan yang kita buat ini, dan mereka baru boleh keluar apabila masalah sudah terselesaikan dengan baik.

Berikan kesibukan pada anak dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan

Anak bertengkar biasanya saat mereka merasa bosan atau tak melakukan apa-apa yang menarik perhatiannya. Apabila diberikan kegiatan yang menyenangkan dan stimulatif, anak pun jadi tidak punya waktu untuk bertengkar.

Membaca, menggambar, menyusun lego, atau bermain game edukatif termasuk dalam beberapa pilihan aktivitas yang seru untuk anak lakukan supaya tidak bertengkar lagi.

Perlakukan anak dengan adil

Meskipun kakak atau adik yang pertama kali memulai pertengkaran, hindari untuk memiha. Hal ini malah akan membuat mereka semakin sengit beradu mulut.

Pada dasarnya, tak ada orang yang ingin disalahkan dengan cara menghakimi, termasuk anak. Anak-anak selalu ingin diperhatikan dan dicintai secara setara, terlepas dari bagaimana perilaku mereka.

Hentikan pertengkaran sebelum itu terjadi

Amati dan kenali hal apa yang menjadi pemicu perkelahian anak-anak. Sebagai contoh, jika masalahnya berebut remote televisi, kita bisa mengantisipasinya dengan membuat aturan bergantian.

Sementara kalau kakak dan adik sering bertengkar saat jam makan, lakukan strategi yang jitu sebelum mereka cekcok.

Anak bertengkar itu termasuk hal yang wajar dalam sebuah kehidupan keluarga. Namun frekuensi pertengkaran yang sering antara kakak dan adik berisiko mengganggu psikis mereka maupun anggota keluarga lain. Terlebih apabila anak sudah terancam atau mengalami bahaya fisik yang serius.

Jika pertengkaran sudah menghalangi aktivitas maupun kondisi rumah tangga, kita disarankan untuk mencari pertolongan profesional atau psikolog untuk mengatasinya.

 

Share with your friends

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done